Catatan kecil, sebuah nasehat yang menjadi jimat dari orang tua - Ditemani cerita wayang kulit dengan lakon "Bawor dadi
ratu" gagrag banyumasan ku ketikan Nokia-ku untuk menuliskan ini..
Mungkin
itulah yang tidak semua orang (khususnya kawula muda) dapat memahaminya. Mungkin
jika hanya menterjemahkan artinya sangat mudah tapi memahami memang sulit,
Apalagi melaksanakanya sungguh sangat sulit. Sebagai seorang yang dilahirkan dan dibesarkan di desa dengan nuansa "kejawen" saat itu saya sangat akrab dengan bahasa-bahasa yang mengandung filosofi jawa.
Apalagi melaksanakanya sungguh sangat sulit. Sebagai seorang yang dilahirkan dan dibesarkan di desa dengan nuansa "kejawen" saat itu saya sangat akrab dengan bahasa-bahasa yang mengandung filosofi jawa.
Sebuah pesan yang
disampaikan mbah/kakek/nenek/eyang saat itu masih sangat melekat di ingatanku,
saat itu beliau hanya berpesan "tole... Nek pengin mulyo kudu sing bisa
Mangan Longan Turu Longan" "seng kenceng goli cekelan waton",
"aja seneng limbean tangan", dst. Sungguh pesan yang begitu sulit
untuk dilaksanakan.
Saat itu beberapa teman saya hanya tertawa mendengar
bahasa-bahasa seperti itu karena memang lucu untuk diartikan.
Baca : Cerbung, Belum ada judul
Saya yang sedikit mengerti dengan pesan seperti itu hanya bisa terdiam. Bagaimana tidak lucu karena jika diartikan menjadi seperti ini: "Madang Longan, Turu Longan" (Longan = kolong tempat tidur) maka artinya menjadi "makan dan tidur di kolong tempat tidur" :v. "sing kenceng goli cekelan waton" (waton=kayu/bambu bagian pinggiran dipan) jika diartikan menjadi "peganglah kayu/bambau bagian pingggir ranjang yang kuat".
Wajar jika waktu itu beberapa temanku hanya tertawa mendengar pesan yang jika diterjemahkan memiliki arti seperti itu :v. makna beda dengan arti/terjemahan, makna lebih mengarah ke filosofi yang terkandung dalam sebuah kalimat/ungkapan sedangkan arti/terjemahan hanya kata lain dari sebuah kata/kalimat/ungkapan.
Baca : Cerbung, Belum ada judul
Saya yang sedikit mengerti dengan pesan seperti itu hanya bisa terdiam. Bagaimana tidak lucu karena jika diartikan menjadi seperti ini: "Madang Longan, Turu Longan" (Longan = kolong tempat tidur) maka artinya menjadi "makan dan tidur di kolong tempat tidur" :v. "sing kenceng goli cekelan waton" (waton=kayu/bambu bagian pinggiran dipan) jika diartikan menjadi "peganglah kayu/bambau bagian pingggir ranjang yang kuat".
Wajar jika waktu itu beberapa temanku hanya tertawa mendengar pesan yang jika diterjemahkan memiliki arti seperti itu :v. makna beda dengan arti/terjemahan, makna lebih mengarah ke filosofi yang terkandung dalam sebuah kalimat/ungkapan sedangkan arti/terjemahan hanya kata lain dari sebuah kata/kalimat/ungkapan.
Sungguh kangen
rasanya mendapat pesan-pesan seperti itu apalagi saat-saat seperti ini dimana saya
berada di "dunia" yang jauh dari filsuf-filsuf kampung yang sangat
hebat itu.
Baca : Kisah Perjuangan seorang Ibu
Untuk mengobati rasa kangenku kutelusuri "duniaku" dengan mengetikan beberapa kalimat dan kutemukan sebuah "guru" di sabdalangit walaupun berbeda dengan "guruku" dimasa itu tapi aliran dan ilmunya sama, hanya beda dibahasa saja.
Semoga orang tua kita yang masih hidup diberikan kesehatan, kekuatan dan di cukupkan rejekinya. Dan orang tua kita yang telah berpulang menghadapNya diberikan tempat yang mulia di sisiNya. Aamiin...............
Baca : Kisah Perjuangan seorang Ibu
Untuk mengobati rasa kangenku kutelusuri "duniaku" dengan mengetikan beberapa kalimat dan kutemukan sebuah "guru" di sabdalangit walaupun berbeda dengan "guruku" dimasa itu tapi aliran dan ilmunya sama, hanya beda dibahasa saja.
Semoga orang tua kita yang masih hidup diberikan kesehatan, kekuatan dan di cukupkan rejekinya. Dan orang tua kita yang telah berpulang menghadapNya diberikan tempat yang mulia di sisiNya. Aamiin...............
No comments